Rahina Mangkin

Minggu, 01 Januari 2012

Misteri Serpihan Kecil Di Tugu MONAS


          Dengan kejengkelan Tiwi yang telah tersimpan sejak beberapa waktu yang lalu, rasanya telah menjadi benjolan-benjolan  perasaan yang sangat menyakitkan  tubuh Tiwi , suatu saat benjolan itu akan meledak untuk melenyapkan semua impian dari seseorang yang ingin mereka tarikan sepanjang jalan, yang Tiwi  sama sekali  tidak mengerti apa tema pertunjukan yang mungkin mereka akan tampilkan.
Begitu  Tiwi bangun  dari tidur dengan keletihan 6 hari  diperjalanan saat Tiwi ikut tirtayatra ke Gunung Salak, tak terkendali lagi gejolak jiwa yang telah terbakar oleh kekesalan, menjadikan Tiwi seperti kesurupan dan menangis meraung raung . 
Isak tangis Tiwi tak tertahankan, meluapkan gejolak emosi yang tidak dapat dibendung lagi. Kemarahan Tiwi sudah menjadi kebencian yang tak terampuni dan kebencian Tiwi malah meruak angkasa seolah-olah telah tumbuh menjadi dendam yang  menggeledek  dan tak mampu untuk dimaafkan.
 “Tiwi anakku……. Apa yang terjadi, apa masalahmu, hendaknya kamu harus beristirahat lebih panjang dulu agar tubuhmu menjadi segar”, Ibu datang mendesak Tiwi.
Pertanyaan ibu sebenarnya pantang untuk Tiwi jawab karena sesuatu yang sungguh prinsip dan pribadi harus Tiwi selesaikan sendiri.
          Tapi segenap emosi yang Tiwi gumankan bersama isak tangis yang penuh kebencian itu, ibu Tiwi yang sedikit cerdas mengerti apa sebenarnya yang terjadi dalam diri Tiwi. Secara perlahan ibu mulai mendekat dan memegang kepala Tiwi dan mengelus-elus rambut Tiwi yang sedang berantakan. Tiwi adalah satu-satunya anak tempat ibu membagi kasih  ,ia sangat sayang sama Tiwi,…… sayaaaang sekali.
 “ Nak, sampaikanlah pada ibu apa sih yang sebenarnya terjadi, kesusahanmu adalah kesusahan ibu dan tetap akan menjadi beban kita  kalau kamu tak menyatakanya”.
          Beberapa menit dalam diam Tiwi, bersama dengan pertanyaan ibu yang berulang-ulang, pikiran Tiwi sempat terlena melintas dalam hayal dengan seikat kenangan pahit di  Tugu Monas. Kenangan itu  membuat perasaan Tiwi semakin kalut karena terselimuti kebencian yang amat sangat bahkan  menjadi prahara yang terus berseteru dalam hati .
Tugu Monas yang menjulang tinggi tampak  perkasa, berdiri megah sebagai icon  kota Jakarta, sebagai simbol keagungan Indonesia, menjadi  sumber inspirasi yang menggugah setiap pengunjungnya, begitu dikagumi, tapi bagi Tiwi  semuanya itu hambar  tak ada pujian di hati Tiwi untuknya karena  pikiran Tiwi terkontaminasi  oleh  kejengkelan dan kemarahan Tiwi pada seseorang .
Tugu Monas dengan ketinggian 132 m, dipelataran puncaknya dapat terlihat panorama   kota Metropolitan Jakarta dengan segenap gedung pencakar langit begitu indah,  mereka  pada semua mengaguminya  tapi dalam pikiran Tiwi sama sekali tidak ada kesan mempesona seperti itu, malah  kebencian Tiwi   makin terpuruk pada seseorang .
Diorama  sejarah Indonesia yang terletak dikaki monument yang  dipandang sumber renungan sangat menggugah hati pengunjung, yang dapat membangkitkan patriotisme  generasi bangsa, Bagi Tiwi sedikitpun  tak tertarik akan keistimewaannya  malahan  Tiwi  semakin merasakan kekecewaan dan penyesalan yang amat sangat  pada seseorang,
          Dengan  isak sedu sedan …Tiwi menjawab pertanyaan ibu .
 “Bu……. Tiwi jengkel,…..  Tiwi kecewa, …..Tiwi sakit hati.  …… hanya ibu yang tahu pasti bagaimana keperibadian Tiwi, …. Tiwi tak senang akan pujian itu ,Bu,…    pujian dan pujian segala… Pujian bagi Tiwi sangat melemahkan  jiwa Tiwi , Tiwi tak perlu perhatian…. perhatian dan…. perhatian yang sangat….. perhatian. Tiwi jengkel.Perhatian yang  berkelebihan itu menyebabkan Tiwi merasa malu, malu dengan ejekan teman  walau mereka hanya berkelakar , sudah cukup rasanya Tiwi untuk diperhatikan,biar ditutup lembaran itu .Bagi Tiwi  ibu harus  maklum dan paham ,disana ada tanggung jawab moral yang sangat sensitif bagi mereka yang tidak mengerti dengan sebuah perhatian. Kadang-kadang mengundang suatu pertanyaan yang menyebabkan mereka berinterpretasi negative”.
Betul juga anakku…… tapi betapa pentingnya sebuah perhatian kan nak? Perhatian menunjukkan kedekatan hati, kedekatan itu adalah wahana untuk menyatakan curahan hati ,itu sangat penting dalam sebuah persahabatan ,saat itu kamu sakit kan ?.,kondisimu melemah ,? kamu menjadi bersemangat kembali karena motifasinya,?                                                                                             Sahabat sejati adalah mereka yang tahu tentang lagu kesukaanmu dan dapat mereka nyanyikan ketika kamu lupa akan syair-syairnya ,  Kamu seharusnya bersyukur kepada Tuhan karena dengan rakhmatNya  kamu memperoleh seseorang yang  dapat memperhatikan kamu.”
Tapi bu……….. ,”
Ibu menyela ….,”Ya nak Tiwi, kadang-kadang kita terlalu negatif memikirkan suatu masalah yang belum pasti betul kita ketahui, kapan seseorang selalu berpikir seperti itu, pasti tidak akan bahagia. Kemarahan, kebencian, dan dendam bukan singasananya kebahagiaan. Dibalik lembaran negatif yang kamu pikirkan masih ada misteri  yang tersembunyi yang membuat kita akan tersenyum. Tiwi anaku……kamu harus tenang dan sabar mengadapi masalah ini karena di dalam ketenangan dan kesabaran kamu akan dapat meneguk air suci kasih , kasih itu adalah Tuhan .Tuhan adalah kebahagiaan yang kita pinta. Memasrahkan diri kepada Tuhan dengan ketidak berdayaan kita Tuhan Maha Terpuji akan menolongmu.”
Kelembutan usapan tangan ibu pada buliran-buliran air mata yang akan mengering dipipi Tiwi  membuat Tiwi menjadi  tersanjung. 
Nak………” Ibu meneruskan ucapannya ,………” Kemarin lusa ada seorang pemuda  datang kerumah ini menemui ibu  dengan membawa sebungkus coklat kesukaanmu, ia menanyakan kamu dan ia bilang, Tiwi pasti aman dan damai di perjalanan tournya bu”.
 “Kok kamu tau nak,?” Ibu meneruskan.
Ya  bu , kemarin   mengawali perjalanan wisatanya Tiwi ,aku telah titip pesan kepada seorang teman agar ia memperhatikan Tiwi secara khusus dan menjaga kesehatan Tiwi, karena saya tahu Tiwi kondisi fisiknya sering kurang sehat. Saya ini pacar Tiwi  bu, perkenalkan bu ……..,”
          “O ya bu…,”Tiwi akhirnya menghela nafas panjang  .
Bu…Tiwi terlalu tergesa gesa membuat keputusan, untuk memponis seseorang .”
Ya  nak  inilah sebuah pembelajaran buat kita, pelajaran yang paling berharga. Hari sudah menjelang malam, nak Tiwi harus mandi”, seru kasih ibu pada Tiwi.

          A ir shower yang megguyur seluruh tubuh Tiwi membuat hati Tiwi  damai dan bahagia seperti bahagianya hati teman- teman ketika berada  dipuncak  menara Monas. Angin spoi-spoi dipelataran puncak Monas sekarang sejuk bersilir seindah hati sahabat yang mau memaafkan Tiwi. Serpihan kecil di Tugu Monas adalah ajimat sakti  yang dapat mempertajam kesadaran Tiwi dan  bukan misteri lagi . “Ya Tuhan, ini kupersembahkan setitik air mata kebahagiaan ku dikaki padmaMu Yang Agung  , Kupasrahkan jiwa raga yang tak berdaya ini”.
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar